A good journalist is not the one that writes what people say, but the one that writes what he is supposed to write. #TodorZhivkov

Kamis, 30 Mei 2013

Pengajian di Tengah Pasar Ala Yayasan Syiar Jalan



“Saya Ingin Mendoakan Orangtua”

Mengenakan kaos lusuh dan celana yang panjangnya menggantung, Iqbal (16) dengan percaya diri mengumandangkan azan. Meski suaranya cukup mantap, tapi beberapa kali ada jeda cukup panjang. Seseorang berbaju koko tampak berdiri di sebelah kirinya, membisikan sesuatu setiap Iqbal terbata.

“Saya ikut pengajian ini diajak Kak Algi. Terus saya ajak kawan-kawan yang lain,” kata remaja putus sekolah yang hanya sempat mengenyam pendidikan formal hingga kelas dua sekolah dasar itu.
Sehari-hari, Iqbal mengais rezeki dengan menjadi pengamen di simpang empat Jl P Antasari-Jl Kolonel Sugiono. Ditanya alasannya mau mengikuti pengajian yang diadakan sebuah komunitas peduli anak jalanan bernama Yayasan Siar Jalanan, jawabannya sederhana :  supaya bisa mendoakan orangtua.  
“Saya tidak tahu orangtua saya dimana. Saya tinggal dengan nenek angkat di Jl Kelayan A,” lirihnya.  
Selain Iqbal, ada puluhan anak jalanan lainnya yang berhasil dirangkul Yayasan Siar Jalanan. Komunitas ini sendiri baru terbentuk sekitar lima bulan lalu. Penggeraknya adalah sejumlah mahasiswa yang berkuliah di  IAIN Antasari Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, rata-rata masih di semester dua, jumlahnya 20 orang.  
Saban malam Jumat, mereka rutin menggelar kegiatan pengajian untuk anak-anak jalanan binaan mereka. Kegiatan diadakan mulai selepas salat magrib hingga salat isya. Sementara tempatnya meminjam kantor UPTD Pasar Sentra Antasari milik Dinas Pengelolaan Pasar Kota Banjarmasin yang terlentak di lantai dua terminal Pasar Sentra Antasari. Anak-anak itu diajari mengaji,  fikih, dan akhlak.
“Kalau tahu agama, diharapkan mereka jadi orang baik. Kalau sukses nanti, tidak membodohi orang lain,” ujar Khairin Najerin, Ketua Yayasan Siar Jalanan.
Di samping ilmu agama, anak-anak jalanan itu juga diberi motivasi dan pembinaan. Salah satunya untuk melepaskan ketergantungan mereka dari hobi ngelem.
“Pertama kita ambil waktu mereka, sekitar 2-3 jam ditemani di lapangan, otomatis dia malu mau ngelem di depan kita. Setelah itu baru dimasukkan materi-materi. Kalau sekadar ngomong suruh berhenti, tapi tidak diambil waktunya, tidak bisa. Alhamdulillah, ada yang sudah bisa benar-benar berhenti,” tutur M Algi Rifani, salah seorang relawan.
Sering nongkrong bersama anak-anak itu di jalanan, diakuinya menjadi kunci untuk bisa merangkul mereka. Setelah dianggap keluarga, baru diajak ikut mengaji.
“Seketika ditawari mereka mau. Pertama ada sekitar 10 orang, sekarang yang tercatat ada 60 orang,” imbuhnya.
Yang tadinya hanya laki-laki, sekitar 1,5 bulan lalu sudah ada pengajian untuk perempuan. Relawan lainnya, Robi, mengaku dirinya harus bisa-bisa mengambil hati agar tak dicueki saat mengajar.
“Anak-anak itu senangnya suasana yang happy dan enjoy. Jadi, kadang-kadang materi disampaikan dengan nyanyian, mereka lebih mudah ingat. Tadi di tes soal rukun iman pas makan-makan, ditanya lagi mereka ingat,” kisahnya.
Komunitas ini sebenarnya juga ingin membantu menyalurkan minat dan bakat anak-anak jalanan binaan mereka, misalnya di bidang musik. Tapi saat ini mereka masih terkendala tenaga pengajar. Mimpi besar para relawan sendiri ke depan ingin mendirikan sekolah gratis.
Sementara itu, kegiatan pengajian yang dilakoni Yayasan Siar Jalanan belakangan mulai menarik simpati para pedagang di Pasar Sentra Antasari.
“Para pedagang itu kan sering berurusan ke kantor, mereka melihat ada Alquran, karpet, buat apa? Lalu bantuan datang sendirinya, karpet baru, sarung untuk salat, hingga uang,” ucap Kepala UPTD Pasar Sentra Antasari Abdul Azis
Awalnya, Yayasan Siar Jalanan berniat meminjam tempat di Mesjid Agung Miftahul Ihsan yang persis berada di samping pasar. Kebetulan ia merupakan salah seorang pengurus masjid tersebut.
“Saya tanya tujuan pengajian, untuk para gepeng. Lalu saya minta mereka melihat kantor saya, kalau pas silakan pakai,” tandasnya.

Tidak ada komentar: